Selasa, 02 Juni 2015
Manfaat buah mangga
Buah mangga atau mango merupakan buah yang sangat populer di indonesia. Buah mangga termasuk jenis buah yang memiliki banyak varietas karena memang saat ini sudah dibudidayakan. Beberapa varietas unggulan dari buah mangga ini diantaranya Mangga Arumanis, Gedong, Golek, dan Manalagi.
Buah mangga dikonsumsi dengan cara memakannya langsung buah yang sudah masak. Namun ada juga yang memanfaatkan buah mangga sebagai salad serta dibuat jus. Ada juga yang menjadikannya sebagai bahan rujak petis untuk mangga mengkal (masih muda).
Selain memiliki sifat rasa yang manis dan menyegarkan, ternyata buah mangga mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Buah ini juga kaya vitamin E dan diyakini mengandung afrodisiak, yakni bahan yang bisa berfungsi meningkatkan libido atau gairah bercinta. Berikut 9 manfaat kesehatan dari buah mangga:
Antikanker
Anti-cancerogenic dan mencegah kanker payudara, kolon dan prostat. Senyawa antioksidan yang hadir dalam buah mangga telah ditemukan untuk melindungi terhadap kanker usus besar, payudara, leukemia dan prostat.
Menurunkan kolesterol
Mangga kaya akan prebiotik serat makanan. Tingkat tinggi serat, pectin dan vitamin C membantu untuk menurunkan kadar kolesterol serum, khususnya Low-Density Lipoprotein (kolesterol jahat).
Menjaga kesehatan mata
Buah Mangga adalah sumber vitamin A dan flavonoid seperti beta-karoten, alfa-karoten, dan beta-cryptoxanthin. Vitamin A membantu penglihatan yang baik dan mencegah kebutaan malam, serta mata kering. Vitamin A juga dibutuhkan untuk menjaga selaput lendir sehat dan kulit.
Indeks Glikemik Rendah
Nilai Indeks Glikemik mangga adalah 51, yang tergolong dalam kategori rendah. Jadi, mangga tidak memiliki efek yang terlalu signifikan dalam meningkatkan kadar gula darah Anda, sehingga buah ini cukup aman untuk dikonsumsi penderita diabetes, tentu saja dalam jumlah wajar.
Membersihkan kulit
Lupakan mitos yang mengatakan bahwa makan mangga bisa sebabkan jerawat! Mangga justru bisa bertindak sebagai pembersih kulit, dengan membersihkan pori-pori tersumbat dan menghilangkan jerawat.
Meningkatkan libido
Manga adalah sumber vitamin E, yang membantu mengatur hormon s3ks dan meningkatkan libido.
Menyehatkan pencernaan
Mangga mengandung enzim untuk menghancurkan protein. Serat dalam mangga juga membantu pencernaan dan eliminasi asam.
Nah, bagaimana banyak sekali bukan, manfaat buah mangga ini? Jadibagi Anda yang doyan makan buah mangga, jangan khawatir dengan mitos bahwa buah mangga bisa menyebabkan diabetes atau jerawat. Selama dikonsumsi secara wajar, aman-aman saja.
sumber : http://glarehouse.com
review film
REVIEW : DI BAWAH LINDUNGAN KA'BAH

"Sampai kapanpun, emas takkan setara dengan loyang dan sutra tak sebangsa dengan kapas." - Emak
Seandainya saja product placement (iklan dalam film) tidak berseliweran kesana kemari. Seandainya saja tidak ada dubbing yang menggelikan. Seandainya saja subtitle Inggris yang disisipkan tidak ngawur dan menggunakan susunan gramatikal yang baik. Seandainya saja aksentuasi para tokoh patuh pada setting tempat. Seandainya saja tulisan 'based on Buya Hamka's novel' pada poster dihilangkan dan diganti menjadi 'adaptasi bebas'. Seandainya saja tidak ada sesumbar yang mengatakan bahwa Di Bawah Lindungan Ka'bah diberi kucuran dana raksasa sebesar Rp 25 Miliar dan digadang-gadang sebagai 'Titanic versi Indonesia'. Di Bawah Lindungan Ka'bah mungkin saja menjadi film yang memuaskan banyak kalangan. Seperti yang diucapkan Emak (Yenny Rachman) kepada Hamid (Herjunot Ali), "makin tinggi harapan, makin sakit jatuhnya." Dengan janji-janji manis yang ditawarkan, tentu tidak mengherankan jika kemudian penonton berharap banyak terhadap karya terbaru Hanny R. Saputra ini. Apalagi versi novelnya merupakan salah satu karya sastra lokal terbaik dari salah satu sastrawan terbaik dalam angkatan pujangga Balai Pustaka. Ekspektasi pun membuncah.
Pada tahun 1981, Asrul Sani telah mengadaptasi bebas novel Di Bawah Lindungan Ka'bah menjadi sebuah film berjudul Para Perintis Kemerdekaan. Alih-alih memilih untuk setia 100% pada novel Hamka tersebut, film justru dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan kritik sosial terhadap pemerintah tanpa menghilangkan esensi dari cerita. Misi Asrul Sani berjalan sukses dan dihadiahi banyak puja puji dari berbagai kalangan. Hanny R. Saputra tidak mengikuti jejak Asrul Sani dan tetap teguh pada ciri khasnya. Dibantu oleh dua penulis skenario langganannya, Armantono dan Titien Wattimena, Di Bawah Lindungan Ka'bah menjelma menjadi sebuah film metal alias mellow total. Sepanjang durasi film, saya mencatat hanya ada satu adegan Hamid dan Zainab (Laudya Cynthia Bella) yang tak melibatkan air mata, yakni ketika mereka saling sapa dari balik pagar kayu. Sialnya, adegan yang seharusnya bisa manis itu tercoreng lantaran durasinya yang kelewat lama dan dubbing yang sangat kasar. Saya pun langsung mual dibuatnya.



Menerjemahkan sebuah novel dengan halaman yang tipis (konon, novel Hamka ini hanya setebal 66 halaman) ke dalam layar lebar sama susahnya dengan mengejewantahkan tulisan beratus-ratus halaman. Untuk mengakalinya, Armantono dan Titien pun menambahkan sejumlah konflik yang tidak ditemukan dalam novel. Konflik yang sangat dramatis, menghadirkan kenyataan hidup yang pahit. Bagaimanapun juga, Hamid dan Zainab tidak akan pernah bisa disatukan. Plot kreasi duo penulis naskah ini diyakini mampu menguras air mata penonton. Tak peduli sekonyol apapun pengarahan Hanny R. Saputra dan bagaimana logika penonton tersakiti, air mata penonton perempuan akan tetap tumpah. Bukan bermaksud genderisasi, namun seperti inilah kenyataannya. Saya menyaksikannya sendiri.
sumber http://cinetariz.blogspot.com/2011/08/review-di-bawah-lindungan-kabah.html:
review jurnal
- Judul Jurnal : Konsep Khilafah dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Ranah Politik dan Hukum
- Penulis Jurnal : Atha’ Fadlullah (mahasiswa S2 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)
- Sumber Jurnal : Buku Jurnal Islam Refleksi volume 8 no. 1 Januari 2008
Islam merupakan agama universal, segala permasalahan dalam kehidupan sudah dibahas didalamnya. Salah satunya mengenai hakikat manusia dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bahwasanya manusia diciptakan Allah swt sebagai khalifah di bumi, itulah hakikat yang sudah mutlak ada dalam diri manusia.
Kata khalifah sendiri merupakan bentuk jamak dari kata khilafah yang antara lain memiliki definisi imarah (memerintah) dan mengandung makna kasrah (banyak) serta pemimpin yang agung (al-sultan al-azim).
Penulis jurnal ini mengambil teori antara lain milik Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, Syaikh Ismail al-Birusawi, dan Musthafa al-Maraghi. Dijelaskan bahwa khilafah memiliki fungsi untuk memperbaiki generasi sebelumnya menjadi generasi yang lebih baik ke depannya.
Permasalahan yang disoroti disini adalah pengaruh atau keterkaitan konsep kepemimpinan dalam islam terhadap politik dan hukum. Ditilik dari firman-firman Allah swt dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara tersurat mengenai kepemimpinan manusia dalam bidang politik dan hukum. Manusia hanya dituntut untuk membina interaksi antara manusia, sesama makhluk hidup, dan alam lingkungannya agar dapat hidup harmonis.
Sejatinya, kehidupan politik dan hukum di Indonesia saat ini memang sedang mengalami degradasi moral. Banyaknya praktik KKN mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah cenderung turun dan bahkan mengakibatkan masyarakat cenderung bersifat apatis.
Menyikapi fenomena tersebut, bapak Atha ini memberikan sumbangsih guna mengatasi masalah tersebut. Hal pertama yang harus kita ingat sebagai khilafah adalah kita ini memiliki ikatan perjanjian dengan Allah swt dan disisi lain kita juga memiliki perjanjian dengan masyarakat.
Seorang khilafah yang baik tentunya akan menaati ikatan tersebut yang kemudian diimplementasinya dapat diihat dari perilaku pemimpin yang adil, jujur, amanah, menepati janji, memiliki keberanian, kesabaran, kekuatan, kasih sayang, dapat mengendalikan diri dan memiliki rasa malu, serta bertaqwa pada Allah swt. Jika para khilafah di Indonesia, dan di dunia pada umumnya menanamkan sikap seperti yang telah diuraikan diatas, niscaya kehidupan politik dan hukum di Indonesia juga akan maju karena dipimpin oleh para khilafah yang sesuai dengan perintah Allah swt.
Pada akhirnya, sebagai penutup review ini, kritik dan saran yang dapat saya berikan adalah kajian materi dalam jurnal ini akan lebih baik lagi jika ditambah, terutama sumber-sumber dari tokoh asli Indonesia, baik itu ulama maupun sosok khilafah yang berintegritas. Alangkah lebih baik juga jika bunyi ayat yang menjadi landasan jurnal ini dituliskan, jadi tidak hanya kutipan surat dan ayatnya saja.
sumber:https://risdata.wordpress.com/2013/11/14/review-jurnal-pendidikan-agama-islam/
review buku
Judul Buku : Negeri 5 Menara
Tahun Terbit : 2009
Nama Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 423 Halaman
Isi :
Alif Fikri berasal dari Maninjau, Bukittinggi, Sumatra
barat, adalah seorang anak laki-laki desa yang sangat pintar. Ia dan
teman baiknya Randai memiliki mimpi yang sama yaitu masuk ke SMA terbaik
di Bukittinggi dan melanjutkan studi di ITB, universitas yang bergengsi
itu. Selama ini Alif bersekolah di madrasah atau sekolah agama Islam.
Alif merasa sudah cukup menerima ajaran Islam dan ingin menikmati
masa remajanya seperti anak-anak remaja lainnya di SMA. Dengan
berbekal nilai ujian yang lumayan bagus membuatnya merasa akan terbuka
kesempatan untuk Amak (ibu) memperbolehkannya untuk masuk sekolah umum.
Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amak tidak
mengijinkan. Beliau menginginkan anaknya mewarisi keulamaan Buya Hamka,
ulama yang terkenal di tanah kelahiran Alif. Dengan keputusan setengah
hati Alif menuruti keinginan Amak. Namun Alif ingin bersekolah di Pondok
Madani yang di Jawa Timur sesuai saran yang di tuliskan melalui surat
oleh pamannya Pak Etek Gondo yang sedang berkuliah di Kairo. Dengan
keterpaksaan kedua orang tuanya memperbolehkan Alif untuk melanjutkan
sekolahnya di Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur.
Besok pagi Alif di antar ayahnya ke Jawa dengan
menaiki bus. Sebelum meninggalkan rumah, Alif mencium tangan Amak sambil
meminta doa dan minta ampun atas kesalahannya. Selama tiga hari dalam
perjalanan ke Jawa akhirnya sampai juga di terminal Ponorogo. Di
terminal tersebut mereka telah disambut oleh panitia penerimaan siswa
baru di Pondok Madani. Kemudian mereka langsung diajak menaiki bus untuk
berangkat ke Pondok Madani yang tidak jauh dari terminal tersebut.
Sampainya di pondok, Alif mengisi folmulir sebagai calon siswa. Setelah
seluruh calon siswa mengisi folmulir, mereka diajak oleh panitia untuk
berkeliling di Pondok Madani. Di hari H Alif dan calon siswa lainnya
melaksanakan ujian tulis. Hanya satu hari setelah ujian, tepat tengah
malam, sepuluh papan pengumuman hasil ujian berjejer di kantor panitia.
Alif dan ayahnya merasa sangat senang karena Alif lulus ujian tulis di
Pondok Madani.
“Man Jadda Wajada”. Pada hari pertama di Pondok
Madani, ustad Salman sebagai wali kelas Alif meneriakkan sebuah kalimat
mutiara sederhana dan kuat yakni “Siapa yang bersungguh-sungguh akan
behasil”. Di kelas 1 A Alif bersahabat akrab dengan Atang berasal dari
Bandung, Raja berasal dari Medan, Dulmajid berasal dari Madura, Said
berasal dari Surabaya, dan Baso berasal dari Sulawesi. “Sahibul Menara”
sebuah sebutan penghuni Pondok Madani terhadap Alif dan kelima
sahabatnya yang selalu berkumpul di bawah menara tertinggi di Pondok
Madani saat menunggu shalat magrib berjama’ah atau hanya menghabiskan
waktu senggangnya untuk belajar bersama-sama, mendiskusikan tentang
impian mereka, mengagumi kisah-kisah islami, semuanya dilakukan di
tempat yang sama yaitu menara. Suatu ketika Sahibul Menara menunggu
maghrib sambil menatap awan berarak pulang ke ufuk. Di mata mereka
awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.
Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah
“Jangan pernah meremehkan impian walau setinggi langit. Sesungguhnya
Tuhan Maha Mendengar”.
Sehabis isya, siswa-siswa berbondong-bondong memenuhi
aula. Untuk menghadiri “Pekan Perkenalan Siswa Pondok Madani. Kiai Rais
selaku pemimpin Pondok Madani memberikan sambutan dan semangat kepada
siswa baru di Pondok Madani. Setelah itu, acara tersebut ditutupnya
dengan doa.
Al-Barq nama asrama dimana tempat Alif beristirahat.
Sebelum tidur Kak Is membacakan Qanun (aturan tidak tertulis yang tidak
boleh dilanggar). Bila aturan dilanggar ganjarannya tidak main-main.
Bila tidak digunduli, sekurang-kurangnya dapat jeweran berantai. Bahkan,
bila pelanggarannya berat santri bisa dipulangkan. Pagi harinya Sahibul
Menara bersama-sama belanja kebutuhan siswa baru di Pondok Madani. Saat
jam menunjukkan 16.50, mereka masih bingung memilih lemari. Lonceng
waktu ke mesjid sudah berbunyi mereka kebingungan mencari cara supaya
cepat membawa lemari mereka di asrama. Tiba-tiba datang seorang dari
bagian keamanan yang menghentikan langkah mereka. Sahibul Menara terkena
hukuman jewer berantai karena terlambat lima menit ke mesjid untuk
melaksanakan shalat maghrib berjama’ah. Setelah melakukan shalat maghrib
Kak Sofyan mengumumkan siswa yang mendapatkan wesel (kiriman dari
keluarga atau orang yang dikenalnya)l dan siswa yang harus menghadap ke
mahkamah keamanan (orang yang melakukan kesalahan dan dihukum sesuai
kesalahannya). Said merupakan siswa yang beruntung mendapatkan wesel
pada hari itu. Namun, Alif dan Sahibul menara lainnya termasuk Said juga
mendapatkan panggilan untuk menghadap ke mahkamah keamanan karena
kesalahan tadi sore. Setiap Sahibul Menara mendapat hukuman
menjadi jasus (mata-mata) dan diberikannya 1 kartujasus untuk 2
kesalahan siswa. Dalam waktu 24 jam di mulai saat itu mereka harus
mencari siswa lain yang melanggar aturan di Pondok madani serta mencatat
namanya (semua siswa di PM memakai identitas diri mereka masing-masing
sesuai ketentuan). Apabila mereka tidak mendapatkan siswa yang melanggar
aturan dalam waktu 24 jam ke depan maka akan ditambahkan 2
kartu jasus kepada mereka. Waktu tersisa 3 jam, kartu jasus Sahibul
Menara terisi semua dan mereka terbebas dari hukuman tersebut.
Surat dari seberang pulau, Alif menerima surat dari
Randai yang menceritakan masa-masa perkenalan di SMA bukittinggi.
Kedatangan surat dari Randai itu membuat Alif jadi bersedih dan malas
bicara. Alif membayangkan keindahan masa-masa berseragam putih abu-abu.
Said dan Raja Mencoba menghibur Alif tapi tidak ada hasilnya. Malam
harinya ada tambahan kelas malam. “Malam ini kita akan menghabiskan
waktu keliling dunia” kata ustad Salman saat masuk di dalam kelas 1 A.
Beliau membacakan potongan mutiara dari tokoh-tokoh ini, “BJ Habibie,
Mutiara dari Timur” , “Bung Hatta, Pribadinya dalam Kenangan”, “Marthin
Luther King, Jr: Stride Toward Freedom”, dan “Mohammed, The Man of
Allah” yang membuat Alif cukup terhibur.
Pelajaran wajib yang selalu ada setiap hari, enam kali
dalam seminggu adalah lughah Arabiah (bahasa Arab) yang diajarkan oleh
ustad Salman. Alif dan teman yang lain, pelajaran yang paling ditunggu
adalah taarikh (sejarah dunia) yang diajarkan oleh ustad Surur. Mata
pelajaran Al-Qur’an dan Hadits juga dibawakan amat menarik oleh ustad
Faris. Alif sangat menyukai pelajaran Khatul Arabi (kaligrafi Arab)
yang diajarkan oleh ustad Jamil. Pelajaran yang Alif suka tapi selalu
berkeringat dingin saat menghadapinya adalah Mahfuzhat yang diajarkan
oleh ustad Badil. Tapi dari semua pelajaran, bahasa Inggris adalah
favorit Alif yang diajarkan oleh ustad Karim. Selain kelas pagi sampai
jam 6, mereka juga mengikuti tambahan kelas sore untuk mendalami
pelajaran pokok, khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris. Tambahan
kelas malam yang dibimbing oleh wali kelas. Sementara kamis sore tidak
ada pelajaran, tapi diisi dengan pelatihan pramuka. Tapi dari semua
hari, hari yang paling mulia bagi kami dalah hari jum’at. Sebab, hari
mulia ini adalah hari libur mingguan kami di Pondok Madani. Jum’at
artinya bebas melakukan berbagai aktivitas yang tidak menyalahi aturan.
Hari jum’at juga mereka boleh keluar dari Pondok Madani asal bisa
kembali pada hari itu juga.
Hari jum’at ini, Said mengajak Sahibul Menara ke
Ponorogo. Dengan berbagai macam alasan satu-persatu dari Sahibul Menara
mendapatkan izin dari ustad Torik yang sedang piket saat itu. Mereka
menyewa sepeda ontel dari rumah penduduk. Setelah keluar dari Pondok
Madani, pertama yang mereka lakukan yaitu ingin memperbaiki gizi dan
makan sate di warung Cak Tohir, membeli berbagai kebutuhan sekolah di
pasar Ponorogo. Kedua, ingin melewati Ar-Rasyidah pesantren khusus putri
yang terkenal. Yang ketiga agak beresiko, melewati bioskop. Said ingin
melihat spanduk film yang di perankan oleh idolanya Arnold
Schwarzenegger. Hujan turun sangat lebat, membuat Sahibul Menara
terlambat 5 menit dari waktu yang ditentukan yakni jam 17.00. Karena
keadaan tersebut mereka terbebas dari hukuman.
Begitu pula siasat Dulmajid yang memengaruhi ustad
Torik agar boleh izin nonton bareng pertandingan final bulu tangkis di
lingkungan Pondok Madani, padahal qanun (aturan pondok) menegaskan
santri Pondok Madani di larang menonton TV. “Ustad, lob antum itu mirip
sekali dengan Icuk dan smash atum mirip Liem Swie King. Kalau nggak
percaya, kita nonton siaran langsung besok malam.” Kata Dulmajid. Ustad
Torik langsung takhluk dan terjadilah peristiwa bersejarah itu : TV
masuk Pondok Madani.
Dalam waktu 3 bulan, siswa tahun pertama Pondok Madani
masih boleh menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah mereka
sendiri. Namun setelah itu mereka harus menguasai bahasa resmi di Pondok
Madani yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris. Itu merupakan tantangan
terbesar buat mereka. Setiap selesai shalat subuh seorang kakak
penggerak bahasa masuk ke setiap kamar dengan membawa papan tulis kecil.
Mereka diminta mengulangi bersama-sama dan satu persatu apa yang kakak
tersebut katakan. Setelah itu diberikan sebuah kalimat sempurna dengan
menggunakan kosa kata yang telah mereka ucapkan bersama-sama tadi. Lalu,
giliran mereka membuat kalimat lain dengan menggunakan kosa kata ini.
Sebelum di tutup, mereka disuruh meneriakkan kembali kosa kata tadi
bersama-sama. Dan mereka diberikan tugas untuk menyalin kosa kata tadi
dan membuat 3 contoh penggunaanya dalam kalimat. Itu semua dilakukan
setiap hari, 7 kali seminggu. Sebuah metode sederhana yang sangat kuat
dan mampu melekatkan bahasa baru ke dalam alam bawah sadar untuk tidak
lepas lagi selamanya.
Sementara 2 kali seminggu, setelah shalat subuh,
mereka membuat 2 barisan panjang di lapangan dan melakukan percakapan
dengan teman yang ada di depannya menggunakan suara yang keras. Kakak
para penggerak bahasa akan mondar-mandir mendengar, mengoreksi, memberi
kalimat yang baik. Mereka diajarkan untuk berani mencoba dan tidak
takut salah. Sampai pada suatu jum’at, jam 4 subuh. Kak Is menggelitik
ujung-ujung sajadah ke hidung Alif, tapi yang keluar dari mulut Alif
secara otomatis ucapan : “Maaziltu an’as kak, ayyatu saa’atin
haaza?”(masih ngantuk banget kak, jam berapa sih?). Ajaib, dalam posisi
setengah sadar Alif menggunakan kalimat lengkap berbahasa Arab. Sejak
saat itu Alif dan kawan-kawannya yang lain merasakan perubahan yang
sama. Pesan Kiai Rais “Pasang niat kuat, berusaha keras dan berdoa
khusyuk, lambat laun, apa yang kalian perjuangkan akan berhasil.
Ini sanatullah-hukum Tuhan”.
Sudah beberapa bulan Alif sengaja tidak
menghubungi Amak sebagai protes tidak boleh masuk SMA. Cerita Kiai Rais
berputar di kepalanya tentang susahnya menjadi seorang ibu. Karena Alif
tidak mau menjadi seperti Malin Kundang maka Alif memohon ampun kepada
Allah SWT. Malam itu juga, Alif menuliskan surat untuk mengabari
keadaannya di Pondok Madani kedapa Amak. Sejak itulah Alif teratur
menulis surat ke Amak. Satu sampai dua kali sebulan.
Berbagai macam aktivitas dilakukan oleh Alif dan
Sahibul Menara lainnya, Sampailah saatnya mereka melaksanakan ujian.
Bertempelan dimana-mana spanduk yang bertuliskan “Ma’an najah” (Semoga
sukses dalam ujian). Pembukaan ujian oleh Kiai Rais seakan-akan ujian
adalah sebuah hari besar keramat ketiga setelah Idul Fitri dan Idul
Adha. Dan dari kejauhan, bunyi lonceng besar berdentang keras.
Menandakan 15 hari ujian berakhir. Alhamdulillah. . . . . . . . . . . . .
. .
Tiga tahun kemudian, hari pertama imtihan nihai datang
juga. Warga Pondok Madani Menyebutnya “ujian di atas ujian”. Berbeda
dengan ujian selama ini, untuk ujian kelas enam kami harus berpakaian
rapi layaknya seorang penguji. Di awali dengan ujian lisan selama
sepuluh hari, kemudian siswa diberikan waktu istirahat beberapa hari
untuk mempersiapkan diri untuk ujian tulis. Selang beberapa hari
kemudian, mereka masuk ke babak akhir perjuangan thalabul ilmi mereka di
Pondok Madani : ujian tulis. Malam hari, mereka berkumpul di aula.
Kebiasaan di Pondok Madani, sebuah ujian dibuka dan ditutup dengan
pertemuan yang dipimpin oleh Kiai Rais. Inilah Malam Syukuran Ujian
Akhir.
Sudah dua minggu berlalu sejak mereka merayakan
selesainya ujian. Tiba saatnya, “Pengumuman kelulusan kita sudah ada,
bisa di lihat di aula” seru Said sebagai ketua angkatan mereka
berteriak-teriak setelah subuh.Alhamdulillah, Alif serta Sahibul Menara
dan teman lainnya LULUS. Menurut pengumuman, hanya kurang dari sepuluh
orang yang tidak lulus dan mereka dapat kesempatan untuk mengulang
setahun lagi. Malamnya, diadakan yudisium dan khutbatul wada’ (Khutbah
perpisahan) yang dipimpin oleh Kiai Rais. Kemudian siswa kelas enam
berjabat tangan dengan Kiai Rais dan para guru. Selanjutnya, giliran
adik kelas mereka memberikan selamat dan jabat tangan. Esok paginya,
para alumni sudah siap dengan koper masing-masing. Beberapa bus dengan
tujuan masing-masing sudah menunggu di depan aula. Ditengah kabut yang
tipis, mereka sekali lagi bersalaman dan berangkulan dan berjanji akan
saling berkirim surat. Entah kapan Alif akan melihat Sahibul Menara
lainnya sebagai kawan-kawan terbaiknya lagi.
Setelah 15 tahun masa-masa sulit di Pondok Madani
berlalu. Alif (Washington DC), Atang (Kairo), dan Raja (London)
dipertemukan kembali di London setelan 11 tahun dipisahkan. Keberadaan
Sahibul Menara yang lain yakni : Said meneruskan bisnis batik keluarga
Jufri d Pasar Ampel, Surabaya. Sesuai cita-cita mereka dulu, Said dan
Dulmajid mendirikan sebuah pondok dengan Semangat PM di Surabaya. Baso
yang brilian ini kuliah di Mekkah dengan modal hapal luar kepala segenap
isi Al-Qur’an, dia mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi.
Sedangkan, Atang telah delapan tahun menuntut ilmu di Kairo dan sekarang
menjadi mahasiswa program doktoral untuk ilmu hadits di Universitas
Al-Azhar. Sementara Raja telah 1 tahun tinggal di London, setelah
menyelesaikan hukum Islam dengan gelar License di Madinah. Dia akan
berada di London selama 2 tahun memenuhi undangan komunitas Muslim
Indonesia di kota ini untuk menjadi pembina agama. Alif sebagai wartawan
di Independence Avenue.
Dulu mereka melukis langit dan membebaskan imajinasi
itu lepas membumbung tinggi. Mereka tidak takut bermimpi, walau
sejujurnya juga mereka tidak tahu bagaimana merealisasikannya. Tapi
lihatlah hari ini. Setelah mereka mengerahkan segala ikhtiar dan
menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukkan
masing-masing. Mereka berenam teral berada di lima negara yang berbeda.
Di lima menara impian mereka. Jangan pernah meremehkan impian, walau
setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar. Man Jadda wajada, siapa
yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
sumber : https://ernhaimoetcllu.wordpress.com
sumber : https://ernhaimoetcllu.wordpress.com
review buku
Lima sahabat telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah Arial yang paling tampan, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Kegemaran mereka adalah mengeksekusi hal-hal yang tidak mungkin dan mencoba segala hal, mulai dari kafe paling terkenal di Jakarta, sampai nonton layar tancap. Semuanya penggemar film, dari film holiwood sampai film yang nggak kelas—kecuali film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia atau masalah pasti ada jalan keluarnya, tapi bukan dalam bentuk joget.
Suatu saat, karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang lain, mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Selama tiga bulan berpisah itulah telah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia sesungguhnya, bukan Cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
Statistik
Popular Posts
Recent Posts
.
Labels
Blog Archive
Like box facebook.
cbox
Pages
Laman
Diberdayakan oleh Blogger.