Minggu, 10 Mei 2020

malas

Seperti rokok
Perlahan dihisap, mengasap, membekap paru
Seperti belati
Perlahan melumat kulit, mencincang, dibalut garam, menyesap. 
Seperti petir
Melibas sekejap, cepat,tak terelakkan. 
Seperti tapol diujung pistol
Hari senantiasa asing dari harap akan keajaiban. 
Akan membunuhmu jua oleh malas. Membelai lemas semua indra. Melenakan waktu lalu membunuhmu perlahan. Tapi sungguh malas rupanya bangsat terpaksa kunikmati

Rabu, 15 April 2020

Bunga

Bunga yg ketemui di toko tanaman.


Pagi berjalan seperti biasa setelah beberapa bulan hampir setahun kuputuskan tuk menambah list destinasi harianku kedepan. Toko tanaman. Disana beragam hal bisa kau temui. Mengambil partime. 

Hari yg awalnya bangun terlebih dahulu kemudian kuubah menjadi malam sudah tak demikian.Hari menjadi sebagaimana mestinya. Aku mulai belajar bagaimana merawat tanaman dengan baik. Meskipun kapasitasku harus tiap hari diperbarui. Ada bunga induk yg telaten memperhatikan gelagatku setiap hari. Dengan berpura pura tak peduli. Kunikmati itu. 

"Sungguh kau bukan mentari pagi. Tapi raimu bak mentari yg menarik dipandangi"

Disela kesibukanku merapikan pot, memasukkan puput, dan menjejerkan tanaman. Kita kerapkali bertemu. Tak lama memang. Namun siapa yg mengira secarik tatap mampu melambankan waktu. Sesekali diri kadang berkeluh tentang pertumbuhan tanaman lain yg tak sesuai ekspektasiku. Dengan sabar kau bertutur bagaimana hakikat mereka karna kau lebih mengerti dan mengenal mereka lebih dalam. tentu saja. 

Angin silir berganti pagi itu. Mentari mulai menelisik sela sela paranet toko. Kulihat dari tempat dudukku. Sepertinya senyummu pun mulai pudar. Entahlah. Aku paham dalam hidup tak melulu tentang bahagia. Kita perlu kiranya membuka lembar pilu agar lebih menghagai bahagia yg membiru. Dan inilah awalnya.



___ cukup untuk hari


Copyright © 2009 Secarik Kertas All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.